Cinta & Problematika
Cinta, pasti kata itu sudah tidak asing bagi kita, tapi bagaimanakah konsep cinta yg sesuai dg syar'i.??
Cinta : salah satu emosi jiwa, yg pada perwujudannya adlh kerelaan /keikhlasan utk memberi serta menerima, ( rela berkorban) atas dasar sesuatu kita cintai tsb. Cinta tidak hanya ketertarikan thd lawan jenis saja, tapi bsa thd suatu benda atau apa saja, yg kesemuanya itu tentu harus dilandasi dg kecintaan thd Allah swt. Lalu bagaimana ketika cinta itu datang? Kisah berikut yg patut dijadikan teladan, dari Fatimah binti Rusuli : Setelah menikah dg Ali bin Abi Thalib ra, beliau mengaku pernah menyukai seorang laki-laki, ketika ditanya Fatimah menjawab bahwa laki-laki itu adalah Ali. Kesimpulannya bahwa, sudah ada benih cinta pada diri Fatimah thd Ali, namun beliau simpan rapat-rapat, menata hatinya dg rapi dan mengutarakan disaat yg tepat, yaitu setelah menikah. Kita tidak bisa pungkiri bahwa cinta itu merupakan fitrah manusia, dan rasa itu pasti akan hadir dalam diri kita, bukan berarti boleh mengekspresikan sesuka kita, tapi harus sesuai dg aturan. Apakah dg pacaran.? Tentu saja tidak, Islam mengajak kita utk menjauhkan diri dari fitnah, sedangkan pacaran akan menjerumuskan kita ke dalam fitnah, karena pacaran biasanya akan lebih mengedepankan nafsu, dan pacaran tak lebih hanyalah topeng dari sebuah perzinaan. Bukankah hidup ini untuk mengendalikan hawa nafsu. ?? Memang hubungan yg diridhai Allah adalah dlm ikatan pernikahan. Apakah itu berarti kita harus buru-buru menikah.?? Bukan begitu, karena utk menuju pernikahan bukanlah hal yg mudah, semudah membalik telapak tangan. Kita harus mempunyai kesiapan yg matang. Untuk itulah pentingnya persiapan sejak dini untuk menuju pernikahan. Cinta bukan hanya sekedar angan-angan atau khayalan romantis saja, melainkan suatu realita yg membutuhkan bukti & perwujudan nyata. Tapi yg harus selalu diingat adalah semua harus didasari kecintaan kpd Allah. Ingat kisah Nabi Ibrahim...?? Beliau merelakan Ismail as.
Untk disembelih atas perintah Allah swt. Yg sampai sekarang kita peringati sbg hari Qurban Beliau merelakan putra satu2 ny yg sangat beliau cintai, karena kecintaanny kepada Allah lebih besar dari sega-galanya. Itulah salah satu perwujudan cinta seorang hamba, kepada sang khalik. Karena tak ada yg lebih hakiki daripada cintaNya. Begitu juga ketika kita mencintai seseorang, jika dilandasi dg kecintaan kpd Allah, pasti tidak akan melanggar apa yg dilarang olehNnya. Rasulullah pernah bersabda : "Cintailah kekasihmu secara wajar, karena boleh jadi ia akan membuatmu membencinya kelak dikemudian hari. Dan bencilah musuhmu secara wajar, karena boleh jadi ia akan menjadi kekasihmu kelak di kemudian hari" ini didasarkan pd sifat manusia yg selalu berubah. Begitu juga dg perasaannya bsa berubah setiap saat. kecuali jika kalian mempunyai cinta hakiki ( cinta yg akan senantiasa tumbuh dan berkembang, hingga menjadi kokoh serta kuat) Boleh aja kita mencintai, tapi jgn melebihi cinta kita kpd Allah.
Cinta : salah satu emosi jiwa, yg pada perwujudannya adlh kerelaan /keikhlasan utk memberi serta menerima, ( rela berkorban) atas dasar sesuatu kita cintai tsb. Cinta tidak hanya ketertarikan thd lawan jenis saja, tapi bsa thd suatu benda atau apa saja, yg kesemuanya itu tentu harus dilandasi dg kecintaan thd Allah swt. Lalu bagaimana ketika cinta itu datang? Kisah berikut yg patut dijadikan teladan, dari Fatimah binti Rusuli : Setelah menikah dg Ali bin Abi Thalib ra, beliau mengaku pernah menyukai seorang laki-laki, ketika ditanya Fatimah menjawab bahwa laki-laki itu adalah Ali. Kesimpulannya bahwa, sudah ada benih cinta pada diri Fatimah thd Ali, namun beliau simpan rapat-rapat, menata hatinya dg rapi dan mengutarakan disaat yg tepat, yaitu setelah menikah. Kita tidak bisa pungkiri bahwa cinta itu merupakan fitrah manusia, dan rasa itu pasti akan hadir dalam diri kita, bukan berarti boleh mengekspresikan sesuka kita, tapi harus sesuai dg aturan. Apakah dg pacaran.? Tentu saja tidak, Islam mengajak kita utk menjauhkan diri dari fitnah, sedangkan pacaran akan menjerumuskan kita ke dalam fitnah, karena pacaran biasanya akan lebih mengedepankan nafsu, dan pacaran tak lebih hanyalah topeng dari sebuah perzinaan. Bukankah hidup ini untuk mengendalikan hawa nafsu. ?? Memang hubungan yg diridhai Allah adalah dlm ikatan pernikahan. Apakah itu berarti kita harus buru-buru menikah.?? Bukan begitu, karena utk menuju pernikahan bukanlah hal yg mudah, semudah membalik telapak tangan. Kita harus mempunyai kesiapan yg matang. Untuk itulah pentingnya persiapan sejak dini untuk menuju pernikahan. Cinta bukan hanya sekedar angan-angan atau khayalan romantis saja, melainkan suatu realita yg membutuhkan bukti & perwujudan nyata. Tapi yg harus selalu diingat adalah semua harus didasari kecintaan kpd Allah. Ingat kisah Nabi Ibrahim...?? Beliau merelakan Ismail as.
Untk disembelih atas perintah Allah swt. Yg sampai sekarang kita peringati sbg hari Qurban Beliau merelakan putra satu2 ny yg sangat beliau cintai, karena kecintaanny kepada Allah lebih besar dari sega-galanya. Itulah salah satu perwujudan cinta seorang hamba, kepada sang khalik. Karena tak ada yg lebih hakiki daripada cintaNya. Begitu juga ketika kita mencintai seseorang, jika dilandasi dg kecintaan kpd Allah, pasti tidak akan melanggar apa yg dilarang olehNnya. Rasulullah pernah bersabda : "Cintailah kekasihmu secara wajar, karena boleh jadi ia akan membuatmu membencinya kelak dikemudian hari. Dan bencilah musuhmu secara wajar, karena boleh jadi ia akan menjadi kekasihmu kelak di kemudian hari" ini didasarkan pd sifat manusia yg selalu berubah. Begitu juga dg perasaannya bsa berubah setiap saat. kecuali jika kalian mempunyai cinta hakiki ( cinta yg akan senantiasa tumbuh dan berkembang, hingga menjadi kokoh serta kuat) Boleh aja kita mencintai, tapi jgn melebihi cinta kita kpd Allah.
Komentar
Posting Komentar